Jumat, 08 Januari 2016

Pemanfaatan Solar Cell Pada Industri

1.      Latar belakang
Energi Surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel surya atau solar call sejak tahun 1970-an telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil sebagaimana pada minyak bumi, gas alam, batu bara, atau reaksi nuklir. Sel surya juga mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan bumi yang tersinari matahari tanpa menghasilkan polusi yang dapat merusak lingkungan sehingga lebih ramah lingkungan. Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel, Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang dirumuskan dengan persamaan:

Dengan h adalah konstanta Plancks ( 6.62 x 10- 34 J.s ) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum
. Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu.

Indonesia berada di garis katulistiwa yang membuat kepulauan kita disinari oleh cahaya matahari selama 10 sampai 12 jam perharinya. Oleh sebab itu pemanfaatan sumber energi matahari sangat memdukung di kepulauan tropis ini, hanya saja dalam 10 atau 12 jam tidak semuanya dalam keadaan cerah, terkadang cuaca sering kali tidak stabil dalam arti kondisi mendung, ber awan, dan hujan. karna kondisi seperti ini penyerapan energi yang optimal dalam satu hari bahkan tidak akan mencapai 10 jam penuh, oleh karna itu dibutuhkan data rata-rata dan berapa lama optimalnya penyerapan energi matahari yang maksimal dalam setiap harinya untuk perencanaan beban yang akan di pasang agar penggunaan listik optimal dan tidak terjadi pemadaman atau pengosongan baterai yang terlalu cepat dikarenakan beban yang terpasang yang terlalu berlebihan. Dengan paparan diatas penulis ingin melakukan analisa dan pengukuran dari intensitas cahaya matahari terhadap tegangan yang di hasil kan oleh panel surya dan menentukan berapa jam lama tegangan maksimal yang di hasilkan oleh panel surya dengan outputnya dalam bentuk grafik dan pemodelan.
Rumusan Masalah
Dari batasan masalah selanjutnya dapat dirumuskan masalah yang dibahas, sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara menghindari menipisnya energi listrik di Indonesia?
2.      Apa upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia?
3.      Mengapa panel panel surya dipilih sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik di Indonesia?
Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1            Upaya yang dilakukan untuk menghindari menipisnya energi listrik di Indonesia
2            Upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia.
3            Panel surya sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1           Untuk mengetahui cara pemanfaatan energi listrik di Indonesia secara efisien di Indonesia.
2            Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia.
3            Untuk mengetahui keunggulan dan kehematan panel surya sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik di Indonesia.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1               Untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai cara pemanfaatan energi listrik di Indonesia secara efisien.
2               Untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai upaya pemerintah dalam penghematan energi listrik di Indonesia.
3                Untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai keunggulan dan kehematan panel surya sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik di Indonesia.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian Panel Surya
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas matahari atau "sol" karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Photovoltaic yang disebut secara umum Modul / Panel Solar Cell.  Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron  negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi  battery / aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Bila listrik DC yang tersimpan dalam aki ingin digunakan menyalakan perangkat AC: pompa air, kulkas, dsbnya maka diperlukan inverter yang dapat mengubah listrik DC menjadi AC. Sesuaikan kebutuhan daya yang dibutuhkan dengan panel sel surya, inverter, aki.
Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak s/d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal. Komponen inti dari sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator / controller, Battery / Aki, Inverter  DC to AC, Beban / Load.
2.       Komponen Panel Surya
Untuk instalasi listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik, diperlukan komponen  sebagai berikut:
2.1 Solar panel
Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt.
2.2  Charge controller
Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimun yang dihasilkan solar cells panel pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.
2.3  Inverter
Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC - direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).

2.4  Battery 
Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
3.      Perhitungan Panel Surya
Untuk perhitungan panel surya kita harus mengetahui 3 hal:
1.Jumlah daya yang akan kita butuhkan
2. Jumlah Solar cells / Penel surya
3. Jumlah batere
Contoh data
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.
Televisi 21": @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
Perangkat lainnya = 400 Watt hour
Total kebutuhan daya =  3480 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan adalah 5 jam maksimun tenaga surya):
Kebutuhan solar cells panel : [3480 / (100 x 5)]  = 7 panel surya.
Jumlah kebutuhan batere 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
Kebutuhan batere minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
Kebutuhan batere (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.
D.    Keunggulan Panel Surya terutama di Indonesia
Indonesia memiliki karunia sinar matahari. Hampir di setiap pelosok Indonesia, matahari menyinari sepanjang pagi sampai sore. Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan solar cells panel.
Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Perkembangan teknologi dalam membuat solar panel yang lebih baik dari tingkat efisiensi, pembuatan aki yang tahan lama, dan pembuatan alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current.
Pada saat ini penggunaan tenaga matahari (solar panel) masih dirasakan mahal karena tidak adanya subsidi. Listrik yang kita gunakan saat ini sebenarnya adalah listrik bersubsidi. Bayangkan pengusahaan / penambangan minyak tanah, batubara (yang merusak lingkungan), pembuatan pembangkit tenaga listrik uap, distribusi tenaga listrik, yang semuanya dibangun dengan biaya besar.
Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya:
1)      Energi yang terbarukan/ tidak pernah habis
2)      Bersih, ramah lingkungan
3)      Umur panel sel surya panjang/ investasi jangka panjang
4)      Praktis, tidak memerlukan perawatan
5)      Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia













BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu melakukan penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yaitu melakukan pengamatan pengambilan data dan pengukuran pada panel surya. Menurut (Travers 1978), metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatau gejala tertentu. Hal itu dilakukan dengan menghimpun data dan fakta ( fact finding ) sesuai dengan keadaan sebenarnya.
3.2  Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Institut Teknologi Padang.

3.3  Metode dan Alat Pengumpulan
Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada terminal-terminal keluaran panel surya. Untuk mendapatkan tegangan keluaran panel surya pengukuran nya dengan menggunakan multimeter yang terhubug secara paralel pada keluaran terminal positif ( + ) terhadap terminal negatifnya ( - ), sementara untuk melakukan pengambilan arus keluaran dari panel surya dengan cara langsung menghubungkan alat ukur multimeter secara seri terhadap terminal positif ( + ) keluaran panel surya. Untuk pengukuran intensitas cahaya matahari pengukuran dilakukan diluar rangkaian atau terpisah dari rangkaian pengukuran yaitu dengan langsung mengukur intensitas cahaya matahari dengan menggunakan alat ukur lux meter atau soladimeter.




3.3.1 Peralatan yang digunakan :
Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam pembuatan Penelitian ini diantaranya :
1. Panel surya
2. Multimeter
3. Laptop
 4. Alat ukur intensitas cahaya
5. Terminal / kabel
6. Peralatan pendukung lainnya
3.3.2 Tabel pengukuran :

Dari besarnya intensitas yang diterima oleh sel surya yaitu berupa energi yang berupa foton tidak seluruhnya di serap oleh sel surya sebagian ada yang langsung di serap ada juga yang dipantulkan tergantung besarnya energi dan frequensi foton yang dibutuhkan untuk pelepasan suatu elektron dari ikatannya. Energi kinetik elekton ( Ek ) yang terlepas dari permukaan logam dapat di tentukan dengan rumus Ek = h x f – h x f0, karna cahaya memiliki frekuensi 1015 Hz, Frekuensi ambang suatu logam sebesar 8,0 × 1014 Hz dan tetapan